ANGGARAN
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Tujuan akhir yang ingin
dicapai oleh perusahaan pada umumnya adalah keuntungan yang maksimal. Dalam
usahanya untuk mencapai tingkat keuntungan yang maksimal, tingkat biaya perlu
direncanakan secara sangat hati-hati, terutama dalam hubungannya dalam:
1. Proyeksi
arus kas keluar
2. Pengawasan
biaya
Perencanaa
biaya yang baik harus dipusatkan pada hubungan antara tingkat pengeluaran
dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran tersebut. Manfaaat yang
diperoleh dari kegiatan ini tentu saja berupa peningkatan volume penjualan.
Untuk itu perusahaan harus mengeluarkan biaya promosi dan distribusi yang
besar. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini antara lain:
·
Dapat diketahuinya market share yang
dimiliki perusahaan.
·
Dapat diketahui siapa konsumen akhir
barang yang dijual.
·
Dapat diketahui apa yang diinginkan
konsumen dari barang yang dijual, dan lain-lain.
Pengawasan
biaya terutama harus diselaraskan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
perusahaan dalam operasinya dan disesuaikan dengan tanggung jawab yang harus
dipikul oleh masing-masing bagian dalam perusahaan. Pada dasarnya menurut
sifatnya dikenal tiga macam biaya, yakni:
1. Biaya
tetap (fixed cost) yaitu biaya-biaya yang cenderung untuk bersifat konstan
secara total dari bulan kebulan, tanpa terpengaruh oleh volume kegiatan, dengan
beberapa asumsi tertentu seperti kebijaksanaan manajemen, periode waktu, dan
lain-lain. Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya tetap ini antara lain:
gaji, pajak kekayaan, asuransi, penyusutan (kecuali yang menggunakan Performance
Method).
2. Biaya
variable (variable cost) yaitu biaya-biaya yang secara total selalu mengalami
perubahan, dimana perusahaan itu searah dan sebanding dengan perubahan tingkat
kegiatan. Dalam hal ini tingkat kegiatan perusahaan dinyatakan dalam satuan
aktivitas (activity base), seperti jam buruh langsung (DLH), jam mesin (DMH),
dan unit barang (kg, liter). Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya variabel
antara lain: biaya bahan mentah langsung, biaya tenaga kerja langsung, tenaga
(power).
3. Biaya
semi variable (semi variable cost) yaitu biaya-biaya yang tidak bersifat
variabel. Biaya ini mengalami perubahan, tetapi tidak sebanding dengan perubahan
tingkat kegiatan. Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya semi variabel antara
lain: biaya tenaga kerja tak langsung, biaya pemeliharaan, biaya peralatan,
biaya bahan mentah tak langsung, dan lain-lain.
Penggolongan
lain atas dasar dapat tidaknya biaya itu dikendalikan yakni biaya yang:
1. Dapat
dikendalikan (controllabel), dapat dikatakan sebagai biaya yang sangat
terpengaruh oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan pimpinan perusahaan.
2. Tidak
dapat dikendalikan (non controllabel), pada umumnya dikatakan bahwa untuk
jangka pendek biaya penyusutan merupakan biaya yang non controllable.
ANGGARAN
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Yang
dikategorikan sebagai biaya-biaya overhead pabrik (factory overhead) adalah
biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses
produksi, kecuali biaya bahan mentah langsung dan tenaga kerja langsung.
PERENCANAAN
BESARNYA ANGGARAN
Didalam
menentukan besarnya dana yang harus dianggarkan untuk anggaran biaya overhead
pabrik, terdapat dua permasalahan pokok yang perlu dipecahkan, yakni:
1. Masalah
penanggung jawab dalam perencanaan biaya
Penanggung jawab
perencanaan: perlu diterapkan prinsip akuntansi pertanggungan jawab
(responsibility accounting). Atas dasar prinsip ini dikenal adanya pembagian
menjadi departemen produksi dan departemen jasa.
Departemen
produksi yaitu bagian di pabrik yang bekerja mengolah bahan mentah menjadi
barang jadi atau produk akhir.
Departemen
jasa yaitu bagian dipabrik yang menyediakan jasanya dan secara tidak langsung
ikut berperan dalam proses produksi jasa yang disediakan mungkin saja sebagian
dipergunakan sendiri oleh bagian ini.
Berdasarkan
pembagian ini dikenal dua macam biaya overhead pabrik yakni BOP – langsung yang
terjadi pada departemen produksi dan BOP – tidak langsung yang terjadi pada departemen
jasa.
Item
biaya yang menjadi tanggung jawab masing-masing departemen produksi dan
departemen produksi dan departemen jasa dapat diperiksa, contohnya pada table
berikut ini:
Tabel
Biaya Overhead
Pabrik
Perusahaan
Tekstil (Suatu Ilustrasi)
Item
Biaya
|
BOP
– Langsung
|
BOP
Tidak Langsung
|
||||
Bagian
Pemintalan
|
Bagian
Pertenunan
|
Bagian
Finishing
|
Bagian
Diesel
|
Bagian
Bengkel
|
Bagian
Gudang & Pembelian
|
|
1. Tempat
kerja tak langsung
|
Manajer emintalan
Mandor mesin pintal
Operator mesin pintal
Pembantu-pembantu
|
Manajer
pertemuan
Mandor
mesin tenun
Operator
mesin tenun
Pembantu-pembantu
|
Manajer
finishing
Mandor
mesin finishing
Operator
mesin finishing
Pembantu-pembantu
|
Mandor
kamar diesel
Operator
mesin diesel
Pembantu-pembantu
|
Mandor
bengkel
Mekanik
Pembantu-pembantu
|
Kepala
gudang & pembelian
Administrasi
gudang
Penjaga
gudang
Petugas
pembelian
|
2. Material
tak langsung
|
Berbagai bahan
penolong
|
Berbagai
bahan penolong
|
Zat-zat
kimia
Zat-zat
warna
Pati
kenji dan lain-lain
Material
pembungkus
|
Bahan
bakar diesel
Bahan
pelumas
|
Berbagai
sumber cadang
|
Office
supplies
|
3. Penyusutan
|
Penyusutan gudang
pabrik
Penyusutan mesin
pintal
Penyusutan aktiva
tetap lainnya
|
Penyusutan
gudang
Penyusutan
mesin tenun
Penyusutan
aktiva tetap lainnya
|
Penyusutan
gedung
Penyusutan
mesin finishing
Inventaris
lainnya
|
Penyusutan
gedung diesel
Penyusutan
generator listrik
Penyusutan
perlengkapan lainnya
|
Penyusutan
gudang pabrik
Penyusutan
alat perbengkelan
Penyusutan
aktiva tetap lainnya
|
Penyusutan
gudang pabrik
Penyusutan
inventaris gudang
Penyusutan
truk/forklift
|
4. Biaya
lainnya
|
Alat tulis habis pakai
Air dan listrik
Polis asuransi
Pajak kekayaan
|
Alat tulis habis pakai
Air dan listrik
Polis asuransi
Pajak kekayaan
|
Alat tulis habis pakai
Air dan listrik
Polis asuransi
Pajak kekayaan
|
Alat tulis
Air
Polis asuransi
Pajak kekayaan
|
Alat tulis
Air dan listrik
Polis asuransi
Pajak kekayaan
|
Air dan listrik
Polis asuransi
Pajak kekayaan
|
2. Cara
menentukan jumlah anggaran
Hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain:
a) Berdasarkan
sifatnya biaya dibagi menjadi tiga macam, yakni jenis biaya fixed, jenis biaya
variabel, dan jenis biaya semi variabel.
b) Berdasarkan
wewenang untuk menentukan anggaran. Ada biaya yang wewenang menentukannya
terletak dibagian itu sendiri. Ada pula biaya yang dihitung atas dasar
ketentuan yang wewenangnya terletak di luar/di atas bagian itu sendiri.
Sifat Biaya
|
Dasar Pertimbangan
|
Jenis Biaya
|
Wewenang Penganggaran
|
1. Fixed
|
1.1 Satuan waktu
1.2 Tarif tertentu
1.3 Ketentuan perusahaan
1.4 Kebijaksanaan sendiri
|
Penyusutan AT
Pajak kekayaan
Polis asuransi
Gaji pegawai
Biaya administrasi
Suku cadang
|
Pusat*)
Pusat
Pusat
Bagian
|
2. Variabel
|
2.1 Volume x harga/tarif
|
Bahan bakar
Material Pembungkus
Biaya perjalanan
|
Vol: bagian
harga = pusat
|
3. Semi Variabel
|
3.1
Kebijaksanaan menganggarkan
|
Biaya pemeliharaan
|
Bagian
|
*)
wewenang pusat dalam arti bahwa pelaksanaan penganggarannya tetap terletak
ditangan bagian masing-masing, namun cara menganggarkannya tunduk pada
peraturan pusat (Direksi Departemen).
Pengawasan Biaya Overhead
Dalam
rangka pengwasan biaya overhead, salah satu masalah yang dihadapi adalah
pengalokasian biaya bagian jasa atau pembantu (service) kepada bagian produksi.
Dalam pengalokasian biaya bagian jasa atau pembantu diperlakukan satu cara
pendekatan yang disebut clean cost concept. Cara ini merupakan salah satu cara
alokasi biaya, dimana biaya overhead pada bagian jasa atau pembantu secara
langsung dialokasikan ke bagian-bagian produksi, dengan berdasarkan proporsi
pemakaian jasa oleh masing-masing bagian produksi.
Contoh
1:
Selama
proses produksi dalam tahun 1984, pada bagian jasa/pembantu akan timbul biaya
overhead sebesar Rp 1.000.000,00. Jasa yang disediakan, dipakai oleh berbagai
bagian dengan proporsi:
Bagian
produksi I : 40%
Bagian
produksi II : 30%
Bagian
produksi III : 30%
Dengan
berdasarkan proporsi pemakaian jasa tersebut di atas maka biaya overhead (Rp
1.000.000,00) dapat dialokasikan ke masing-masing bagian dengan perhitungan
sebagai berikut:
Bagian
|
Perhitungan Alokasi Biaya
|
Alokasi Biaya Overhead Bagian
Jasa/Pembantu
|
Bagian
produksi I
Bagian
produksi II
Bagian
produksi III
|
40% x Rp 1.000.000,00
30% x Rp 1.000.000,00
30% x Rp 1.000.000,00
|
Rp 400.000,00
Rp 300.000,00
Rp 300.000,00
|
Contoh
2:
Pada
PT. GERONIMO, selama tahun 1984 diperkirakan akan timbul biaya overhead sebesar
sebagai berikut:
Bagian
Produksi:
Bagian
produksi I Rp 12.000.000,00
Bagian
produksi II Rp 20.000.000,00
Bagian
produksi III Rp 10.000.000,00
Bagian
Jasa/Pembantu:
Bagian
Jasa/Pembantu I Rp 2.500.000,00
Bagian
Jasa/Pembantu II Rp 5.000.000,00
Jasa
bagian Jasa/Pembantu digunakan oleh ketiga bagian Produksi dengan proporsi
sebagai berikut:
Bagian
Produksi
|
Bagian
Jasa/Pembantu
|
|
I
|
II
|
|
I
II
III
|
50%
30%
20%
|
45%
30%
25%
|
Berdasarkan Proporsi
Pemakaian jasa di atas, maka biaya overhead bagian Jasa/Pembantu dapat
dialokasikan sebagai berikut:
Keterangan
|
Bagian
Produksi
|
Bagian
Jasa/Pembantu
|
|||
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
|
Biaya Overhead 1984
Alokasi biaya
overhead bagian jasa:
Bagian Jasa I
Bagian Jasa II
|
12.000.000,00
1.250.000,00
2.250.000,00
|
20.000.000,00
750.000,00
1.500.000,00
|
10.000.000,00
500.000,00
1.250.000,00
|
2.500.000,00
(2.500.000,00)
-
|
5.000.000,00
(5.000.000,00)
-
|
Jumlah Biaya Overhead
|
15.500.000,00
|
22.250.000,00
|
11.750.000,00
|
0
|
0
|
Dalam metode ini dinyatakan dalam bentuk
persamaan aljabar:
X = a1 + b1Y
dan
Y
= a2 + b2X
dimana:
X
adalah jumlah biaya overhead bagian jasa X setelah menerima alokasi biaya dari
bagian jasa Y
Y
adalah jumlah biaya overhead bagian jasa Y setelah menerima alokasi biaya dari
bagian jasa X
A1
adalah biaya overhead bagian jasa X
sebelum alokasi
A2
adalah biaya overhead bagian jasa Y sebelum alokasi
B1
adalah persentase penggunaan jasa bagian Y oleh bagian X
B2
adalah persentase penggunaan jasa bagian X oleh bagian Y
Contoh
3:
Pada
PT. GENIT, selama tahun 1984 akan timbul biaya overhead sebesar sebagai
berikut:
Bagian
|
Biaya Overhead
|
Bagian Produksi:
Bagian I
Bagian
II
Bagian Jasa/Pembantu:
Bagian I (x)
Bagian
II (y)
|
Rp 10.000.000,00
Rp 15.000.000,00
Rp 5.000.000,00
Rp 4.000.000,00
|
Jasa
bagian Jasa/Pembantu selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh
bagian itu sendiri, dimana terjadi tukar menukar jasa antara bagian Jasa I dan
bagian Jasa II. Proporsi pemakaiannya adalah sebagai berikut:
Pemberi Jasa
|
Pemakai Jasa
|
|||
Bagian Produksi
|
Bagian Jasa/Pembantu
|
|||
I
|
II
|
I (x)
|
II (y)
|
|
Bagian Jasa I (x)
Bagian Jasa II (y)
|
50%
55%
|
40%
30%
|
-
15%
|
10%
-
|
Dengan
menggunakan metode aljabar, maka biaya
tiap bagian Jasa/Pembantu dinyatakan dengan persamaan-persamaan:
1. X
= 5.000.000 + 0,15 Y
2. Y
= 4.000.000 + 0,10 X
Kedua
persamaan di atas dikombinasikan menjadi:
X = 5.000.000 + 0,15
(4.000.000 + 0,10 X)
X = 5.000.000 + 600.000 +
0,015 X
X – 0,015 X = 5.600.000
0,985 X = 5.600.000
X
= 5.685.279 (dibulatkan)
Y
= 4.000.000 + 0,10 X
Y
= 4.000.000 + 0,10 (5.685.279)
Y
= 4.000.000 + 568.527
Y
= 4.568.528 (dibulatkan)
Artinya:
1. Biaya
overhead Bagian Jasa I setelah mendapat alokasi biaya overhead dari bagian Jasa
II adalah sebesar Rp 5.685.279,00.
2. Biaya
overhead Bagian Jasa II setelah mendapat alokasi biaya overhead dari bagian
Jasa I adalah sebesar Rp 4.568.528,00.
Dengan
demikian maka jumlah biaya overhead pabrik neto masing-masing bagian ditentukan
sebagai berikut:
Bagian Jasa
|
BOP Asli
|
Menerima
|
Memberi
|
BOP Neto
|
Bagian
I (X)
Bagian II (Y)
|
5.000.000
4.000.000
|
685.279
568.528
|
568.528
685.279
|
5.116.751,00
3.883.249,00
|
Kedua
biaya BOP Neto dari Departemen Jasa I dan II ini kemudian dibebankan kepada
Departemen Produksi I dan II dengan proporsi sebagai berikut:
|
Bagian Produksi I
|
|
Bagian Produksi II
|
|
1. BOP Langsung
|
Rp 10.000.000,00
|
|
Rp 15.000.000,00
|
|
2. BOP tidak langsung
a.
Dep. Jasa I (X) : 50/90 x BOP neto
= 2.842.639,00
b.
Dep. Jasa II (Y) : 55/85 x BOP neto =
2.512.691,00
|
40/90 x BOP neto = 2.274.112,00
30/85 x BOP neto = 1.370.558,00
|
|||
Jumlah biaya
|
|
Rp 15.355.330,00
|
|
Rp 18.644.670,00
|
Atas
dasar penentuan biaya BOP untuk masing-masing bagian atau departemen produksi
inilah kemudian ditentukan tarif BOP untuk masing-masing bagian. Tarif ini
diperlukan dalam rangka penentuan harga pokok produksi.
Dari
kedua contoh di atas tampak bahwa proporsi pemakaian jasa bagian jasa/pembantu
adalah berdasarkan persentase-persentase tertentu. Ada bermacam-macam alat
penghitung yang dapat dipakai, agar pembebanan biaya benar-benar adil, artinya
makin besar jasa yang dipakai makin besar pula rupiah yang ditanggung.
Contoh
4:
Biaya Bagian Jasa
|
Dasar Pembagian
|
·
Biaya listrik
·
Biaya pemakaian gedung
·
Biaya perbaikan mesin
·
Biaya pembelian
|
Kilowatt hour yang dipakai
Meter persegi luas lantai
Jam kerja perbaikan yang dipakai
Perbandingan nilai pembelian
|
Masalah Satuan Kegiatan (Activity
Base)
Satuan
kegiatan atau satuan penghitung adalah satuan yang dipakai untuk mengetahui
jumlah kegiatan yang telah dilakukan oleh bagian produksi dan bagian jasa,
dalam rangka proses produksi. Satuan kegiatan ini sangat diperlukan dalam
penyusunan anggaran biaya overhead pabrik, karena pada garis besarnya biaya
overhead pabrik merupakan hasil kali antara satuan kegiatan dengan rupiah
tertentu sebagai tarif biaya overhead (overhead rate). Satuan-satuan kegiatan
yang umum dipakai pada bagian produksi dan bagian jasa atau pembantu adalah:
1) Bagian
produksi
a. Unit
barang yang dihasilkan
b. Jam
buruh langsung (direct labor hour)
c. Jam
mesin langsung (direct machine hour)
d. Biaya
bahan mentah
e. Biaya
tenaga kerja langsung
2) Bagian
jasa/pembantu
a. Jam
reparasi langsung (direct repair hour)
b. Kilowatt
hour, untuk bagian pembangkit tenaga listrik
c. Nilai
pembelian bahan mentah, untuk bagian pembelian
d. Jam
buruh langsung dan jam tenaga kerja, untuk bagian umum dan administrasi pabrik
Perhitungan Harga Pokok Produksi
Harga
pokok produksi barang-barang yang dihasilkan dapat dihitung apabila telah
diketahui hal-hal sebagai beikut:
1. Volume
produksi masing-masing barang (dilihat
dari anggaran produksi).
2. Biaya
bahan mentah untuk masing-masing barang (dilihat dari anggaran bahan mentah).
3. Biaya
tenaga kerja langsung untuk masing-masing barang (dilihat dari anggaran tenaga
kerja).
4. Biaya
overhead masing-masing bagian produksi dan bagian jasa atau pembantu.
5. Satuan
kegiatan masing-masing bagian produksi dan bagian jasa atau pembantu.
6. Angka-angka
standar pada masing-masing bagian produksi dan bagian jasa atau pembantu.
Contoh
5:
PT.
KOTA BARU memproduksi 2 macam barang yakni barang A dan B. Dari Budget
Produksi, diperoleh data tentang rencana produksi sebagai berikut:
Barang A 7.000
unit produksi
Barang
B 4.000 unit produksi
Satuan
kegiatan masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
Bagian
|
Satuan Kegiatan
|
Produksi I
Produksi II
Reparasi (bagian Jasa/Pembantu)
|
Unit barang A
Jam mesin langsung (DMH)
Jam reparasi langsung (DRH)
|
Angka
standar pada bagian produksi II adalah sebagai berikut:
Barang
|
DMH
|
A
B
|
4
3
|
Angka
standar pada bagian reparasi:
Bagian yang menggunakan jasa
|
DRH
|
Produksi I
Produksi II
|
0,20 DRH per unit A
0,07 DRH per DMH
|
Biaya
overhead yang akan timbul pada masing-masing bagian diperkirakan sebagai
berikut:
Bagian
|
Biaya Overhead
|
Produksi I
Produksi II
Reparasi
|
Rp 26.000,00
Rp 16.000,00
Rp 6.000,00
|
Dari
anggaran bahan mentah diperoleh data tentang rencana biaya bahan mentah untuk
masing-masing jenis barang sebagai berikut:
Barang
|
Biaya Bahan Mentah
|
A
B
|
Rp 70.000,00
Rp 60.000,00
|
Sedangkan
dari anggaran biaya tenaga kerja diperoleh data tentang rencana biaya tenaga
kerja langsung untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:
Barang
|
Biaya Tenaga Kerja Langsung
|
A
B
|
Rp 35.000,00
Rp 14.000,00
|
Dengan
data-data yang tersedia diatas hitunglah harga pokok produksi (cost of goods
manufactured) masing-masing barang!
Jawab:
Terlebih
dahulu dihitung tingkat kegiatan masing-masing kegiatan (baik bagian produksi
maupun bagian jasa/pembantu) sebagai berikut:
Bagian
|
Perhitungan
|
Satuan kegiatan
|
Tingkat kegiatan
|
Produksi I
|
(dari anggaran produksi)
|
Unit A
|
7.000
|
Produksi II
|
Barang A = 7.000 x 4 DMH
= 28.000
Barang B = 4.000 x 3 DMH
= 12.000
|
DMH
|
40.000
|
Reparasi
|
Bagian I = 7.000 x 0,20
=1.400
Bagian II = 40.000 x 0,07
= 2.800
|
DRH
|
4.200
|
Jadi tingkat kegiatan masing-masing kegiatan
adalah:
Bagian
produksi I = 7.000 unit barang A
Bagian
produksi II = 40.000 DMH
Bagian
Reparasi = 4.200 DRH
Setelah
itu kemudian diadakan perhitungan tarif biaya overhead (overhead rate) bagi
masing-masing bagian produksi sebagai berikut:
keterangan
|
Bagian Produksi
|
|
I
|
II
|
|
Biaya overhead bagian produksi
Pengalokasian biaya overhead bagian
reparasi (dengan dasar DRH):
Bagian produksi I
=
Bagian produksi II
=
Jumlah biaya overhead yang akan
dialokasikan ke barang A dan B
Tingkat kegiatan:
Bagian produksi I: (dalam unit A)
Bagian produksi II: (dalam DMH)
Tarif biaya overhead (overhead rate)
Bagian produksi (per unit A)
Bagian produksi II (per DMH)
|
Rp 6.000,00
Rp 2.000,00
Rp 28.000,00
7.000 unit
|
Rp 4.000,00
Rp 20.000,00
40.000 DMH
|
Rp 4,001)
|
Rp 0,502)
|
1)
=
Rp 4,00 per unit
2)
=
Rp 0,50 per DMH
Setelah
diketahui tarif biaya overhead bagi masing-masing bagian produksi, maka dapat
dihitung harga pokok produksi barang A dan B sebagai berikut:
Keterangan
|
Barang A (7.000 unit)
|
Barang B (4.000 unit)
|
||
Total (Rp)
|
Per unit (Rp)
|
Total (Rp)
|
Per unit (Rp)
|
|
Biaya bahan mentah langsung
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead barang A
Bagian 1
= 7.000 x Rp 4,00
= Rp 28.000,00
Bagian II
= 7.000 x 4 DMH x Rp 0,50
= Rp 14.000,00
Barang B
Bagian II
= 4.000 x 3 DMH x Rp 50,00
|
70.000,00
35.000,00
42.000,00
|
10,00
5,00
6,00
|
60.000,00
14.000,00
6.000,00
|
15,00
3,50
1,50
|
Jumlah
|
147.000,00
|
21,00
|
80.000,00
|
20,00
|
Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Penyusunan
anggaran biaya overhead pabrik secara terperinci dapat dipelajari dari contoh
berikut ini:
Contoh:
PT
GITA BAHARI memproduksi dua macam barang yang diberi nama jenis “X” dan “Y”.
pada pabrik terdapat tiga bagian produksi dan tiga bagian jasa/pembantu, yakni:
Bagian
produksi:
·
Bagian produksi I
·
Bagian produksi II
·
Bagian produksi III
Bagian
jasa/pembantu:
·
Bagian Umum dan Administrasi Pabrik
·
Bagian Pembangkit Tenaga Listrik
·
Bagian Reparasi
Pabrik
menempati sebuah bangunan besar bersama-sama dengan 2 bagian lain, yakni bagian
Penjualan dan Bagian Umum, dengan perbandingan luas lantai sebagai berikut:
·
60% dipakai Pabrik
·
20% dipakai bagian Penjualan
·
20% dipakai bagian Umum
Biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk bangunan ini dibebankan kepada ketiga bagian tersebut dengan
dasar perbandingan luas lantai. Satuan kegiatan pada bagian pabrik adalah
sebagai berikut:
Bagian
|
Satuan Kegiatan
|
Produksi (I,II,III)
Umum dan Administrasi Pabrik
Pembangkit Tenaga Listrik
Reparasi
|
Jam Buruh Langsung (DLH)
Jam Buruh Langsung (DLH)
Kilowatt Hours (KWH)
Jam Reparasi Langsung (DRH)
|
Dari
anggaran produksi, didapat data tentang rencana produksi tahun 1984 sebagai
berikut:
Bulan dan Kuartal
|
Barang
|
|
X
|
Y
|
|
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
|
70.000
80.000
80.000
240.000
230.000
260000
|
34.000
36.000
38.000
140.000
127.000
145.000
|
Jumlah
|
960.000
|
520.000
|
Dari
Anggaran Tenaga Kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung (DLH)
untuk bagian Produksi sebagai berikut:
Anggaran
Tenaga Kerja
Bulan dan Kuartal
|
Bagian Produksi I
|
Bagian Produksi II
|
Bagian Produksi III
|
||||||
X
|
Y
|
Jumlah DLH
|
X
|
Y
|
Jumlah DLH
|
X
|
Y
|
Jumlah DLH
|
|
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
|
28.000
32.000
32.000
96.000
92.000
104.000
|
6.800
7.200
7.600
28.000
25.000
29.000
|
34.800
39.200
39.600
124.000
117.400
133.000
|
14.000
16.000
16.000
48.000
46.000
52.000
|
-
-
-
-
-
-
|
14.000
16.000
16.000
48.000
46.000
52.000
|
28.000
32.000
32.000
96.000
92.000
104.000
|
6.800
7.200
7.600
28.000
25.000
29.000
|
34.800
39.200
39.600
124.000
117.400
133.000
|
Jumlah
|
384.000
|
104.000
|
488.000
|
192.000
|
-
|
192.000
|
384.000
|
104.000
|
488.000
|
Catatan:
Barang
X diproses melalui bagian produksi I, II, III. Sedangkan barang Y hanya melalui
bagian produksi I dan II.
Dengan
berdasarkan pengalaman pada waktu-waktu lampau dan memperhatikan rencana
produksi, maka kepala bagian jasa/pembantu membuat rencana tingkat kegiatan
bagian Pembangkit Tenaga Listrik dan Bagian Reparasi sebagai berikut:
Bulan dan Kuartal
|
Bagian Pembangkit Tenaga Listrik (KWH)
|
Bagian Reparasi (DRH)
|
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
|
1.450.000
1.600.000
1.600.000
5.100.000
4.800.000
5.450.000
|
290
330
320
1000
970
1090
|
Jumlah
|
20.000.000
|
4.000
|
Dalam
mengalokasikan biaya gedung dan biaya overhead bagian jasa/pembantu digunakan
pendekatan Direct Departmental Cost, dengan berdasarkan proporsi sebagai
berikut:
1.
Biaya gedung: 60% dari biaya gedung dibebankan kepada bagian-bagian dalam
Pabrik, dengan proporsi sebagai berikut:
Bagian
|
Persentase
|
Bagian jasa/pembantu
·
Bagian Pembangkit Tenaga Listrik
·
Bagian Reparasi
Bagian Produksi
·
Bagian produksi I
·
Bagian produksi II
·
Bagian produksi III
|
10%
5%
36,89%
18,312%
29,798%
|
Jumlah
|
100%
|
2.
jasa bagian umum dan administrasi pabrik, digunaan bagian-bagian lain dengan
proporsi sebagai berikut:
Bagian
|
Persentase
|
Bagian jasa/pembantu
Bagian Pembangkit Tenaga Listrik
Bagian Reparasi
Bagian Produksi
Bagian produksi I
Bagian produksi II
Bagian produksi III
|
10%
10%
50%
10%
20%
|
Jumlah
|
100%
|
3.
Jasa bagian Pembangkit Tenaga Listrik digunakan oleh bagian-bagian lain dengan
proporsi sebagai berikut:
Bagian
|
Persentase
|
Bagian jasa/pembantu
Bagian Reparasi
Bagian Produksi:
Bagian produksi I
Bagian produksi II
Bagian produksi III
|
500.000
10.000.000
5.000.000
4.500.000
|
Jumlah
|
20.000.000
|
4.
Jasa bagian Reparasi digunakan oleh bagian-bagian lain dengan proporsi sebagai
berikut:
Bagian
|
Persentase
|
Bagian produksi I
Bagian produksi II
Bagian produksi III
|
1.600
800
1.600
|
Jumlah
|
4.000
|
Biaya
gedung yang akan terjadi selama tahun 1984 diperkirakan sebagai berikut:
Bulan dan Kuartal
|
Biaya
Gedung
|
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
|
Rp 13.200.000
Rp 12.300.000
Rp 12.220.000
Rp 36.380.000
Rp
37.000.000
Rp
38.900.000
|
Jumlah
|
Rp 150.000.000
|
Kepala
bagian pabrik, dengan berdasarkan pengalaman dan pertimbangannya membuat
rencana biaya-biaya overhead pada bagian jasa/pembantu selama tahun 1984 adalah
sebagai berikut:
PT
GITA BAHARI
Anggaran
Biaya Pabrik Bagian Jasa/Pembantu
1984
keterangan
|
januari
|
februari
|
Maret
|
Kuartal II
|
Kuartal III
|
Kuartal IV
|
Jml(1 thn)
|
Bag.umum dan admin pabrik:
Tingkat kegiatan
Gaji
Biaya perjalanan
Biaya telepon
Penyusutan
Asuransi
Pajak
Alat tulis kantor
|
83.600DLH
Rp8.000,00
518,00
627,00
130,00
20,00
30,00
271,00
|
94.100DLH
Rp8.000,00
572,00
649,00
130,00
20,00
30,00
303,00
|
95.200DLH
Rp8.000,00
576,00
650,00
130,00
20,00
30,00
306,00
|
296.000DLH
Rp 24.000,00
1.780,00
1.972,00
390,00
60,00
90,00
948,00
|
280.800DLH
Rp 24.000,00
1.704,00
1.942,00
390,00
60,00
90,00
902,00
|
318.000DLH
Rp 24.000,00
1.890,00
2.016,00
390,00
60,00
90,00
1.014,00
|
1.168.000DLH
Rp 96.000,00
7.040,00
7.586,00
1.560,00
240,00
360,00
3.744,00
|
Jumlah
|
Rp9.596,00
|
Rp9.704,00
|
Rp9.712,00
|
Rp29.240,00
|
Rp29.088,00
|
Rp29.460,00
|
Rp116.800,00
|
Keterangan
|
januari
|
februari
|
Maret
|
Kuartal II
|
Kuartal III
|
Kuartal IV
|
Jml(1 thn)
|
Bag.Pembangkit Tenaga Listrik:
Tingkt kgiatan(1000)
Gaji
Perawatan
Bahan bakar
Penyusutan
Asuransi
Pajak
Upah tak langsung
|
1.450KWH
3.000,00
506,00
1.740,00
450,00
70,00
80,00
3.000,00
|
1.600KWH
3.000,00
548,00
1.920,00
450,00
70,00
80,00
3.000,00
|
1.600KWH
3.000,00
548,00
1.920,00
450,00
70,00
80,00
3.000,00
|
5.100KWH
9.000,00
1.728,00
6.120,00
1.350,00
210,00
240,00
3.000,00
|
4.800KWH
9.000,00
1.644,00
5.760,00
1.350,00
210,00
240,00
9.000,00
|
5.450KWH
9.000,00
1.826,00
6.540,00
1.350,00
210,00
240,00
9.000,00
|
20.000KWH
36.000,00
6.800,00
24.000,00
5.400,00
840,00
960,00
36.000,00
|
Jumlah
|
8.846,00
|
9.068,00
|
9.068,00
|
29.648,00
|
27.204,00
|
28.166,00
|
110.000,00
|
Keterangan
|
januari
|
februari
|
Maret
|
Kuartal II
|
Kuartal III
|
Kuartal IV
|
Jml(1 thn)
|
Bag. Reparasi:
Tingkat Kegiatan
Gaji
Bahan pembantu
Penyusutan
Asuransi
Pajak
Upah tak langsung
|
290DRH
300,00
99,00
10,00
3,00
7,00
400,00
|
330DRH
300,00
112,00
10,00
3,00
7,00
400,00
|
320DRH
300,00
109,00
10,00
3,00
7,00
400,00
|
1.000DRH
900,00
340,00
30,00
9,00
21,00
1.200,00
|
970DRH
900,00
330,00
30,00
9,00
21,00
1.200,00
|
1.090DRH
900,00
370,00
30,00
9,00
21,00
1.200,00
|
4.000DRH
3.600,00
1.360,00
120,00
36,00
84,00
4.800,00
|
Jumlah
|
Rp819,00
|
Rp832,00
|
Rp829,00
|
Rp2.500,00
|
Rp2.490,00
|
Rp2.530,00
|
Rp10.000,00
|
PT
GITA BAHARI
Anggaran
Biaya Pabrik
Bagian
Produksi
1984
Keterangan
|
januari
|
februari
|
Maret
|
Kuartal II
|
Kuartal III
|
Kuartal IV
|
Jml(1 thn)
|
Bag. Produksi I
Tingkt kegiatan(DLH)
Gaji pengawas
Buruh tak langsung
Suku cadang
Bahan pembantu
Penyusutan
Asuransi
Pajak
|
34.800
10.000,00
10.830,00
822,00
2.304,00
522,00
100,00
150,00
|
39.200
10.000,00
11.820,00
888,00
2.606,00
588,00
100,00
150,00
|
39.600
10.000,00
11.910,00
894,00
2.628,00
594,00
100,00
150,00
|
124.000
30.000,00
36.900,00
2.760,00
8.170,00
1.860,00
300,00
450,00
|
117.600
30.000,00
35.415,00
2.661,00
7.807,00
1.761,00
300,00
450,00
|
133.000
30.000,00
3.8925.,00
2.895,00
8.655,00
1.995,00
300,00
450,00
|
488.000
120.000,00
145.800,00
10.920,00
32.240,00
7.320,00
1.200,00
1.800,00
|
Jumlah
|
24.788,00
|
26.152,00
|
26.296,00
|
80.440,00
|
78.394,00
|
83.230,00
|
319.280,00
|
Keterangan
|
januari
|
februari
|
Maret
|
Kuartal II
|
Kuartal III
|
Kuartal IV
|
Jml(1 thn)
|
Bag. Produksi II
Tingkt kegiatan(DLH)
Gaji pengawas
Buruh tak langsung
Suku cadang
Bahan pembantu
Penyusutan
Asuransi
Pajak
|
14.000
1.870,00
266,00
48,00
110,00
56,00
10,00
20,00
|
16.000
1.870,00
304,00
52,00
120,00
64,00
10,00
20,00
|
16.000
1.870,00
304,00
52,00
120,00
64,00
10,00
20,00
|
48.000
5.610,00
912,00
156,00
360,00
192,00
30,00
60,00
|
46.000
5.610,00
874,00
152,00
350,00
184,00
30,00
60,00
|
52.000
5.610,00
988,00
164,00
380,00
208,00
30,00
60,00
|
192.000
22.440,00
3.648,00
624,00
1.440,00
768,00
120,00
240,00
|
Jumlah
|
2.300,00
|
2.440,00
|
2.440,00
|
7.320,00
|
7.260,00
|
7.440,00
|
29.280,00
|
Keterangan
|
januari
|
februari
|
Maret
|
Kuartal II
|
Kuartal III
|
Kuartal IV
|
Jml(1 thn)
|
Bag. Produksi III
Tingkt kegiatan(DLH)
Gaji pengawas
Buruh tak langsung
Suku cadang
Bahan pembantu
Penyusutan
Asuransi
Pajak
|
34.800
2.920,00
3.271,00
324,00
1.070,00
313,00
50,00
60,00
|
39.200
2.920,00
3.583,00
346,00
1.180,00
353,00
50,00
60,00
|
39.600
2.920,00
3.612,00
348,00
1.190,00
356,00
50,00
60,00
|
124.000
8.760,00
11.204,00
1.070,00
3.700,00
1.116,00
150,00
180,00
|
117.400
8.760,00
10.735,00
1.037,00
3.535,00
1.057,00
150,00
180,00
|
133.000
8.760,00
11.843,00
1.115,00
3.925,00
1.197,00
150,00
180,00
|
488.000
35.040,00
44.248,00
4.240,00
14.600,00
4.392,00
600,00
720,00
|
Jumlah
|
8.008,00
|
8.492,00
|
8.536,00
|
26.180,00
|
25.454,00
|
27.170,00
|
103.840,00
|
Biaya
gedung yang menjadi tanggungan pabrik adalah: 60% x Rp 150.000,00 = Rp
90.000,00 per tahun, dengan perincian per bulannya direncanakan sebagai
berikut:
PT.
GITA BAHARI
Anggaran
Biaya Gedung
Bagian
Pabrik
1984
Bulan
dan Kuartal
|
Biaya
Gedung
|
Januari
Februari
Maret
Kuartal
II
Kuartal
III
Kuartal
IV
|
Rp
7.920,00
7.380,00
7.332,00
21.828,00
22.200,00
23.340,00
|
Jumlah
|
Rp
90.000,00
|
Dengan
melihat ketiga budget di atas maka dapat digambarkan biaya-biaya pabrik yang
akan terjadi pada tahun 1984 sebagai berikut:
Keterangan
|
Januari
(RP)
|
Februari
(Rp)
|
Maret
(Rp)
|
Kuartal
II (Rp)
|
Kuartal
III (Rp)
|
Kuartal
IV (Rp)
|
Jumlah
(Rp)
|
Biaya
Gedung
Bagian
Produksi
Bagian Jasa /
Pembantu
|
7.920
x)35.176
19.261
|
7.380
37.084
19.604
|
7.332
37.252
19.609
|
21.828
113.940
59.388
|
22.200
111.108
58.782
|
23.340
117.840
60.156
|
90.000
452.400
236.800
|
Jumlah
|
62.357
|
64.068
|
64.193
|
195.156
|
192.090
|
201.336
|
779.200
|
x)
35.176 = Biaya overhead bagian Produksi I + bagian
Produksi II + bagian Produksi III
= Rp 24.788,00 + Rp 2.380,00 + Rp 8.008,00
Selanjutnya
PT GITA BAHARI menghitung tarif biaya overhead bagi setiap bagian Produksi
sebagai berikut:
Keterangan
|
Jumlah
(Rp)
|
Bagian
Jasa/Pembantu
|
Bagian
Produksi
|
||||
Umum
& Admin. (Rp)
|
Tenaga
listrik (Rp)
|
Reparasi
(Rp)
|
I
(Rp)
|
II
(Rp)
|
III
(Rp)
|
||
Biaya Overhead
Masing-masing bagian
|
689.200
|
116.800
|
110.000
|
10.000
|
319.280
|
29.280
|
103.840
|
Alokasi biaya bagian Jasa/Pembantu:
1. Biaya
gedung
2. Umum
dan Administrasi
3. Pembangkit
Tng Listrik
4. Reparasi
|
90.000
-
-
-
|
-
(116.800)
-
-
|
1)9.000
2)11.680
3)130.680
-
|
4.500
11.680
3.267
(29.447)
|
33.201
58.400
65.340
11.779
|
16.481
11.680
32.670
5.889
|
26.818
23.260
29.403
11.779
|
Jumlah
|
779.000
|
0
|
0
|
0
|
488.000
|
96.000
|
195.200
|
DLH (dari Tenaga
Kerja)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
488.000DLH
|
192.000DLH
|
488.000DLH
|
Tarif biaya overhead
(per DLH)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
0,50
|
0,40
|
Keterangan:
1) 9.000 = 10% x Rp 90.000 (proporsi pembebanan
biaya gedung)
2) 11.680 = 10% x Rp 116.800 (proporsi pembebanan
biaya overhead bagian umum dan administrasi) dan seterusnya, sesuai dengan data
tentang pembebanan biaya overhead yang tersedia.
3) 130.680 = Biaya overhead bagian pembangkit tenaga +
alokasi dari biaya gedung dan bagian umum/administrasi.
=
Rp 110.000,00 + Rp 9.000,00 + Rp 11.680,00
Tarif
biaya overhead bagian Jasa/Pembantu, dapat dihitung sebagai berikut:
Bagian
Reparasi:
Catatan:
1. Tingkat
kegiatan bagian Pembangkit tenaga dalam tahun 1984 adalah 20.000.000 KWH dan
bagian Reparasi adalah 4.000 DRH.
2. Angka-angka
pembilang di atas adalah jumlah biaya overhead masing-masing bagian setelah
mendapat alokasi biaya overhead bagian lain.
Akhirnya
dapat dihitung biaya overhead bagi barang X dan Y yang dihasilkan sebagai
berikut:
PT
GITA BAHARI
Biaya
Overhead 1984
(Menurut
Jenis Barang)
Keterangan:
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
Kuartal
II
|
Kuartal
III
|
Kuartal
IV
|
Jumlah
|
Barang
X :
|
|||||||
Bag. Produksi I:
DLH
Tarif
|
28.000
1,00
|
32.000
1,00
|
32.000
1,00
|
96.000
1,00
|
92.000
1,00
|
104.000
1,00
|
384.000
1,00
|
Jumlah
|
28.000,00
|
32.000,00
|
32.000,00
|
96.000,00
|
92.000,00
|
104.000,00
|
384.000,00
|
Bag. Produksi II:
DLH
Tarif
|
14.000
0,50
|
16.000
0,50
|
16.000
0,50
|
48.000
0,50
|
46.000
0,50
|
52.000
0,50
|
192.000
0,50
|
Jumlah
|
7.000,00
|
8.000,00
|
8.000,00
|
24.000,00
|
23.000,00
|
26.000,00
|
96.000,00
|
Bag. Produksi III:
DLH
Tarif
|
28.000
0,40
|
32.000
0,40
|
32.000
0,40
|
96.000
0,40
|
92.000
0,40
|
104.000
0,40
|
384.000
0,40
|
Jumlah
|
11.200,00
|
12.800,00
|
12.800,00
|
38.400,00
|
36.800,00
|
41.600,00
|
153.600,00
|
Jumlah Biaya Overhead
unt. barang X
|
633.600,00
|
46.200,00
|
52.800,00
|
151.800,00
|
158.800,00
|
151.800,00
|
171.600,00
|
Barang
Y :
|
|||||||
Bag. Produksi I:
DLH
Tarif
|
6.800
1,00
|
7.200
1,00
|
7.600
1,00
|
28.000
1,00
|
25.400
1,00
|
29.000
1,00
|
104.000
1,00
|
Jumlah
|
6.800,00
|
7.200,00
|
7.600,00
|
28.000,00
|
25.400,00
|
29.000,00
|
104.000,00
|
Bag. Produksi III:
DLH
Tarif
|
6.800
0,40
|
7.200
0,40
|
7.600
0,40
|
28.000
0,40
|
25.400
0,40
|
29.000
0,40
|
104.000
0,40
|
Jumlah
|
2.720,00
|
2.880,00
|
3.040,00
|
11.200,00
|
10.160,00
|
11.600,00
|
41.600,00
|
Jumlah Biaya Overhead
unt. barang Y
|
55.720,00
|
62.880,00
|
63.440,00
|
197.600,00
|
187.360,00
|
212.200,00
|
145.000,00
|
ANGGARAN BIAYA DISTRIBUSI
Biaya
distribusi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memasarkan
barang atau menyampaikan barang ke pasar. Termasuk kedalamnya adalah:
1. Biaya
tenaga kerja bagian penjualan, yang terdiri dari:
a. Pengawas
penjualan (supervisor)
b. Tenaga
penjual (salesman)
c. Pegawai
kantor penjualan
2. Biaya
angkut (freigh); dalam hal ini biaya pengangkutan barang jadi dari pabrik ke
pasar.
3. Biaya
perjalanan yang terdiri dari:
a. Biaya
transport petugas penjualan
b. Biaya
penginapan petugas penjualan
c. Biaya
konsumsi petugas penjualan
4. Biaya
telepon;dalam hal ini biaya telepon yang dikeluarkan untuk kepentingan
penjualan barang.
5.
Komisi yaitu uang yang diberikan kepada orang-orang tertentu yang telah ikut
berjasa dalam transaksi jual beli barang, mungkin juga para salesman itu
sendiri dan pihak-pihak lain.
6. Penyusutan
alat-alat kantor bagian penjualan.
7. Biaya
administrasi penjualan.
8. Biaya
asuransi.
9. Pajak.
10. Biaya Advertensi dan Promosi.
Dalam
bagian yang membicarakan Anggaran Komprehensif telah dikatakan bahwa advertensi
dan promosi hasur disusun tersendiri lebih dahulu, sebagai Anggaran Biaya
Advertensi (termasuk anggaran type Appropriasi).
PT
MERCUSUAR
Anggaran
Biaya Advertensi dan Promosi
1984
(dalam
ratusan rupiah)
Daerah Penjualan
|
Biaya
Advertensi dan Promosi
|
Kantor
Pusat
Jawa
Barat + DKI
Jawa
Tengah
Jawa
Timur
|
Rp
60.000,00
24.000,00
36.000,00
12.000,00
|
Jumlah
|
Rp 132.000,00
|
Angka-angka
dalam anggaran biaya advertensi di atas kemudian dimasukkan pada budget biaya
distribusi untuk masing-masing penjualan.
Untuk
merencanakan besarnya biaya distribusi digunakan berbagai cara pendekatan
yaitu:
1.
Diperkirakan secara langsung. Cara ini sangat subjektif sehingga banyak sekali
kelemahan-kelemahannya.
2.
Dengan mempertimbangkan keadaan persaingan. Pada dasarnya apabila tingkat
persaingan dirasakan makin ketat, maka biaya distribusi terpaksa diperbesar,
terutama untuk biaya advertensi dan promosi.
3.
Dengan menentukan persentase tertentu dari penjualan.
4.
Dengan menentukan jumlah tertentu untuk setiap unit barang yang terjual.
5.
Dengan memperhatikan tingkat keuntungkan tahun yang lalu.
6.
Berdasarkan return on investment, yaitu imbangan antara tingkat keuntungan
dengan investasi.
7.
Task Method. Dalam metode ini kegiatan promosi yang akan dijalankan diperinci.
Manfaat Penyusunan Anggaran Biaya
Distribusi
Penyusunan
anggaran biaya distribusi mendatangkan manfaat yang besar bagi perusahaan,
terutama dalam hal: perencanaan, koordianasi, dan pengawasan.
Dalam
bidang perencanaan dengan disusunnya anggaran biaya distribusi maka perusahaan
dihadapkan pada keharusan untuk merencanakan secara terperinci biaya-biaya yang
akan dikeluarkan. Dilain pihak, anggaran biaya distribusi dapat dipakai sebagai
alat koordinasi bagian penjualan. Semua petugas penjualan, baik pengawas
penjualan maupun tenaga salesman dapat bekerja sama untuk merencanakan kegiatan
promosi. Anggaran biaya distribusi juga bermanfaat sebagai alat pengawasan.
Penyimpangan biaya distribusi dari rencana (misalnya menjadi terlalu besar)
kadang-kadang mengakibatkan kenaikan harga jual barang.
Contoh Anggaran Biaya Distribusi
Dengan asumsi bahwa anggaran
penjualan telah disusun sebelumnya dan biaya distribusi disusun berdasarkan
rupiah penerimaan penjualan, maka anggaran biaya distribusi dapat disusun
sebagai berikut:
PT
MERCUSUAR
Anggaran
Biaya Distribusi
1984
(dalam
ratusan rupiah)
Biaya/Daerah
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
Kwar.
II
|
Kwar.
III
|
Kwar.
IV
|
Jumlah
|
Kantor Penjualan:
Gaji pengawas
Telepon
Penyusutan alat
kantor
Biaya alat-alat
kantor
Biaya kendaraan
Advertensi
|
12.000
1.314
50
909
2.132
5.000
|
12.000
1.353
50
968
2.275
5.000
|
12.000
1.387
50
1.019
2.397
5.000
|
36.000
4.035
150
2.868
6.734
15.000
|
36.000
3.607
150
2.221
5.165
15.000
|
36.000
4.165
150
3.064
7.210
15.000
|
144.000
15.861
600
11.049
25.913
60.000
|
Jumlah
|
21.405
|
21.646
|
21.853
|
64.787
|
62.143
|
65.589
|
257.423
|
Jawa Barat & DKI:
Gaji pengawas
Biaya perjalanan
Biaya telepon
Komisi penjualan
Ongkos angkut
Advertensi
|
6.000
2.129
789
7.200
1.628
2.000
|
6.000
2.314
847
8.280
1.857
2.000
|
6.000
2.184
806
7.520
1.096
2.000
|
18.000
6.525
2.410
22.400
6.054
6000
|
18.000
5.466
2.075
16.200
3.738
6.000
|
18.000
6.661
2.452
23.200
5.225
6.000
|
72.000
25.279
9.379
84.800
19.198
24.000
|
Jumlah
|
19.746
|
21.298
|
20.266
|
60.389
|
51.479
|
61.538
|
234.656
|
Jawa Tengah:
Gaji pengawas
Biaya perjalanan
Biaya telepon
Komisi penjualan
Ongkos angkut
Advertensi
|
8.000
2.470
1.198
9.084
1.530
3.000
|
8.000
2.675
1.277
10.356
1.724
3.000
|
8.000
2.852
1.346
11.460
1.893
3.000
|
24.000
8.065
3.848
31.320
5.213
9.000
|
24.000
6.454
3.221
21.300
3.679
9.000
|
24.000
8.296
3.938
32.760
5.432
9.000
|
96.000
30.812
14.828
116.280
19.471
36.000
|
Jumlah
|
25.282
|
27.032
|
28.551
|
81.446
|
67.654
|
83.426
|
313.391
|
Jawa Timur:
Gaji pengawas
Biaya perjalanan
Biaya telepon
Komisi penjualan
Ongkos angkut
Advertensi
|
3.000
1.001
421
3.732
674
1.000
|
3.000
865
371
2.964
583
1.000
|
3.000
1.045
437
3.984
704
1.000
|
9.000
2.804
1.190
10.080
1.890
3.000
|
9.000
2.580
1.109
8.820
1.740
3.000
|
9.000
3.346
1.387
13.140
2.253
3.000
|
36.000
11.641
4.915
42.720
7.844
12.000
|
Jumlah
|
9.828
|
8.783
|
10.170
|
27.969
|
26.249
|
32.126
|
115.120
|
Jumlah keseluruhan
|
79.469
|
82.148
|
84.325
|
244.639
|
215.577
|
253.339
|
959.497
|
ANGGARAN BIAYA UMUM DAN
ADMINISTRASI
Biaya-biaya
yang dikategorikan sebagai biaya administrasi adalah semua biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatannya, selain biaya-biaya pabrik dan
biaya distribusi. Pada perusahaan-perusahaan yang relative besar, biaya
administrasi timbul pada bagian-bagian: administrasi, pembukuan, perbekalan,
dan bagian staf. Sehingga anggaran biaya administrasi secara keseluruhan,
mencakup:
1.
Biaya untuk direksi dan stafnya, termasuk gaji, bonus tahunan, biaya
perjalanan, biaya representasi, dan administrasi kantor direksi.
2.
Biaya departemen keuangan yang meliputi gaji dan dana kesejahteraan, biaya
perjalanan dan biaya administrasi departemen, biaya penyusutan aktiva tetap.
3.
Biaya departemen umum dan administrasi yang meliputi gaji dan dana
kesejahteraan, biaya perjalanan, biaya komunikasi (telepon, telegram, telex),
asuransi pegawai, penyusutan macam-macam aktiva tetap, listrik dan air.
Contoh:
Pada PT KENCANA MURNI terdapat 2 bagian yang
diperhitungkan dalam penyusunan anggaran biaya administrasi, yakni bagian
administrasi dan bagian pembukuan. Anggaran Biaya Administrasi secara total
adalah sebagai berikut:
PT
KENCANA MURNI
Anggaran
Biaya Umum dan Administrasi
Tahun
1984
Keterangan
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
Kwar.
II
|
Kwar.
III
|
Kwar.
IV
|
Jumlah
|
Bagian
Administrasi
·
Gaji
·
Biaya perjalanan
·
Telepon
·
Penyusutan
·
Asuransi
·
Pajak
·
Peralatan kantor
|
500.000
75.000
75.000
5.000
2.000
2.000
1.000
|
500.000
75.000
79.000
5.000
2.000
2.000
1.100
|
500.000
75.000
83.900
5.000
2.000
2.000
1.200
|
1.500.000
225.000
236.400
15.000
6.000
6.000
3.200
|
1.500.000
225.000
184.000
15.000
6.000
6.000
2.300
|
1.500.000
225.000
252.300
15.000
6.000
6.000
3.400
|
6.000.000
900.000
911.400
60.000
24.000
24.000
12.200
|
Jumlah
|
660.000
|
664.000
|
669.100
|
1.991.600
|
1.938.300
|
2.007.700
|
7.931.600
|
Bagian
Pembukuan
·
Gaji
·
Biaya perjalanan
·
Telepon
·
Penyusutan
·
Asuransi
·
Pajak
·
Peralatan kantor
|
400.000
10.000
10.000
20.000
2.000
3.000
5.000
|
400.000
10.000
10.400
20.000
2.000
3.000
5.400
|
400.000
10.000
10.700
20.000
2.000
3.000
5.700
|
1.200.000
30.000
31.000
66.000
6.000
9.000
16.000
|
1.200.000
30.000
26.600
60.000
6.000
9.000
11.600
|
1.200.000
30.000
32.300
60.000
6.000
9.000
17.300
|
4.800.000
120.000
121.000
240.000
24.000
36.000
61.000
|
Jumlah
|
450.000
|
450.800
|
451.400
|
1.352.000
|
1.343.200
|
1.354.600
|
5.402.000
|
Jumlah (1 tahun)
|
1.110.000
|
1.115.700
|
1.120.500
|
3.343.600
|
3.281.500
|
3.362.300
|
13.333.600
|
KESIMPULAN
1. Biaya
overhead pabrik (BOP) adalah biaya pabrik selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya berdasarkan sifatnya ada tiga, yaitu Biaya tetap
(fixed cost), Biaya variable (variable cost), Biaya semi variable (semi
variable cost).
2. Yang
dikategorikan sebagai biaya-biaya overhead pabrik (factory overhead) adalah
biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses
produksi, kecuali biaya bahan mentah langsung dan tenaga kerja langsung.
3. Departemen-departeman
yang terkait langsung dengan Overhead Pabrik, adalah Departemen Produksi dan Departemen Pembantu.
4. Masalah
yang dihadapi biaya overhead pabrik adalah pengalokasian biaya bagian jasa atau
pembantu (service) kepada bagian produksi.
5.
(Activity Base) Satuan
kegiatan atau satuan penghitung adalah satuan yang dipakai untuk mengetahui jumlah
kegiatan yang telah dilakukan oleh bagian produksi dan bagian jasa, dalam
rangka proses produksi.
6.
Biaya distribusi adalah biaya-biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memasarkan barang atau menyampaikan
barang ke pasar
DAFTAR PUSTAKA
·
Adisaputro, Gunawan. 2008. Anggaran Perusahaan. BPFE Yogyakarta.
·
http://BIAYA-OVERHEAD-PABRIK.htm